Saturday, January 30, 2016

Perempuan...

Selalu saya dengar puisi ini di corong radio. Suka sangat dengan bait-baitnya. Saya dedikasikan puisi ini buat wanita-wanita hebat di luar sana.

Perempuan...
Duhai...
Siapakah kau ini??
Jika jadi anak, ia adalah bidadari kecil ayah bunda
Permata yang siang malam dijaga keduanya..     

Jika kau seorang isteri,

engkau adalah kesenangan terindah,
syurga untuk pasanganmu di dunia.

Jika jadi orang tua?

Wahhh..syurga itu telah berpindah di telapak kakinya.
Ia bawa ke mana-mana

Nabi pun membilangnya sebagai tiang

Tatkala kehidupan adalah bangunan
Ya. engkaulah tiang itu
Engkaulah perempuan

Perempuan adalah tiang negara

Jika perempuan baik, baiklah negaranya
Jika perempuan rosak hancurlah negaranya
Engkaulah tiang dalam bangunan rumah tangga mu
Engkaulah sandaran bagi dinding, pintu atap dan jendela

Nabi selalu benar dalam memilih istilah kata

Kerna di rumahmu semua urusan kepadamu bertumpu
Maka sebagai tiang engkau harus kuat tak tergoyahkan
Sebagai sandaran kokohmu adalah karang di lautan
Tidak rentan di terjang angin dan badai

"Tapi aku tak sekuat itu...", katamu,

"aku tak berdaya menghadapi kebrutalan dunia ini!"
"zaman semakin menggerus ku, bebannya melumatku hingga luluh!"
"Aku begitu lemah, aku tertindas, aku teraniaya ", katamu pula

Tunggu wahai perempuan

Engkau lupa..

Ada Allah dalam hidupmu,

yang siap menanggung segala keluh
Ada Allah dalam harimu ,
sumber kekuatan yang penuh
Ada Allah dalam hatimu...
Jika kau serahkan kepadaNya segala sesuatu,
Dia akan menjaganya hingga utuh

Maka...

Dalam tiap gerimis kesedihan,
hanyutkan dirimu dalam zikir panjang malam mu
Dalam tiap kerikir tajam di jalanan,
benamkan wajahmu dalam sujud kepasrahan

Dalam tiap duka yang menyapa,

hanyutkan air matamu dalam sungai kasihnya
Dalam tiap nestapa larutkan pahit air matamu dalam manis cintanya
Dan dalam tiap kelabu langitmu,
panggillah namanya..Allah..Allah...Allah

Dan tunggulah,

hingga Dia mengubah mendungmu,
menjadi pelangi warna warni